Tuesday, February 12, 2008

"KARENA KAMU! TITIK!"

1: "Kenapa kamu cinta sama saya?"
2: "Yah karena kamu!"
1: "Memangnya saya kenapa?"
2: "Gatauk. pokoknya kamu!"
1: "Iya, kenapa?"
2: "Yah karena kamu! titik!"

Ternyata sulit juga untuk sekedar memberi pengertian bahwa kita bisa saja mencintai tanpa alasan yang bertele-tele. Saya pernah diinterograsi soal begituan, dan dengan susah payah saya menjelaskan bahwa dialah alasan saya. bukan embel-embel dibelakangnya.

"Dia yang...bla...bla...bla..." ----> bukan! bukan yang seperti ini!

Terkadang malas juga ditanya alasan kenapa saya mencintai seseorang. karena seringkali saya sendiri ndak ngerti.

Baidewei, masih dalam topik yang mirip, beda objek, suami saya sepertinya belum pernah tanya mengenai alasan saya, kenapa yah? mungkin karena dia tahu saya malas ditanya begituan. Dia lebih sering bertanya "kamu sayang sama saya, kan?"
Pertanyaan itu bagi saya, yang saya baca, yang saya telaah, lebih seperti pertanyaan yang penuh rasa kekhawatiran, atau meminta kejelasan, seperti:

"lu gak bakal kemana-mana, kan?"
"lu gak kepaksa, kan?"
"lu bakal ada terus, kan?"

Dan sepertinya tidak ada jawaban yang lebih pantas lagi selain memberikan apa yang kita bisa berikan. karena kata-kata juga bukan segalanya. Dewi lestari dalam cerpennya 'sepotong kue kuning' (bukan taik) bilang: "cinta hanyalah retorika jika tidak ada tindakan nyata".

Jadi saya berharap suami saya mendapatkan jawaban dari pertanyaannya melalui apa yang dia rasakan. Setelah apa yang dia perjuangkan demi keutuhan kata 'kita'. Bangga rasanya punya suami penuh dedikasi sepertinya, yang selalu memiliki pemikiran untuk selalu dan selalu membahagiakan keluarga kecilnya, diusianya yang masih muda, dengan pemikirannya yang kadang setara sama anak TK (he!).

SEMPURNA

Berhubung backsound saya lagunya Andra dkk yang judulnya 'sempurna' (oh sial!), saya jadi ingat sama seorang kawan bernama Ara yang pernah bilang;

"Mungkin masih banyak yang lebih baik, tapi sepertinya kita sudah punya deskripsi tersendiri mengenai apa itu sempurna"

Dan mungkin itu memang benar. saya sendiri masih sulit menanggalkan predikat sempurna terhadap sesuatu atau seseorang, sekalipun mungkin setelahnya saya menemukan yang lebih unggul.

Begitu juga dengan Ara, yang lebih melihat kesempurnaan itu bisa kita dapat karena emang "klik" banget. Bisa dibilang, meskipun punya beberapa bisul di punggung, kumis seperti hitler, atau rambut penuh kutu, kalau kita sudah cocok atau apalah itu namanya, itulah yang sempurna dimata kita (gak juga ding kalau kutuan begitu).

Tuesday, February 5, 2008

OBSESI

"Kandungan kalsium pada ikan teri lebih banyak dibanding pada susu"

Waktu kelas satu SMU dulu tinggi badan saya masih 146 cm, lalu setiap hari saya mencoba minum susu (iyukh-terpaksa), dan juga makan tumis teri. Terbukti! sekarang tinggi badan saya menjadi 164 cm. Padahal saya cuma melakukan ritual itu selama tiga bulanan.

Tapi saya juga kurang merasa puas dengan tinggi badan saya sekarang ini. Mengingat anak-anak baru gede yang ternyata banyak yang tinggi-tinggi. Saya kepingin nambah tinggi badan, biar anak saya bisa pamer sama teman-temannya:

"Dulu mamaku seorang model, loh!"

Dan keinginan simpel itulah yang saat ni sedikit memacu saya untuk kembali menambah tinggi badan saya. Maka bagi siapa saja yang punya banyak stok ikan teri, bolehlah bagi-bagi. Nanti kalau saya sudah tinggi semampai bak model, anda bisa bilang sama teman-teman anda:

"Itu tuh temenku. Dulu model top, loh! mau kukenalin?"

OMONG KOSONG 1

mari belajar berkomentar sesuka hati...


Buku berjudul: 30 MENIT PANDAI BERBAHASA INGGRIS
"Bisa-bisa saja mereka kasih judul buku. Entah otak saya yang kurang atau bagaimana, boro-boro memahami, 30 menit ituh buat sekedar baca saja baru dapat 3 halaman".

Seseorang yang berpendapat bahwa wanita diciptakan semata-mata untuk menuntaskan napsunya saja (tanpa perasaan)
"Sakit ini orang (mungkin). Saya pikir tipe seperti inilah yang mudah terkena penyakit liver atau hipertensi. Tidak bisa disalahkan begitu saja sih. Mungkin penyebab utamanya adalah trauma (atau lingkungan). Tapi hebat sekali wanita yang bisa menciptakan trauma sedahsyat itu. Hebat dan cukup berdosa - untung bukan saya".

HOLE IN THE WALL!
"Acara tipi yang jahat terhadap lingkungan untuk setiap pembuatan wallnya".

Dewi Persik
"Lu bisa diem dikit gak seh kalo di depan kamera?"

Mr. Taufik Syahban
"Ai lop yu, Pak Taufik!"

Tugas Akhir
"Ehm... Nng... NEXT!"


Friday, February 1, 2008

ALOEROTISME


Mungkin hal yang wajar dialami oleh semua orang, (atau bahkan malah tabu?). Ntahlah. Saya sendiri kurang bisa menjelaskan. Dalam novel Ayu Utami yang berjudul Saman (halaman 194):

Saman,
aku terkena aloerotisme. bersetubuh dengan Lukas tetapi membayangkan kamu. Ia bertanya-tanya, kenapa sekarang aku semakin sering minta agar lampu dimatikan. Sebab yang aku bayangkan adalah wajah kamu, tubuh kamu.


Beberapa waktu yang lalu seorang kawan memberi pernyataan, yang menurut saya cukup menarik.

aloerotisme. imajinasi sebagai crayon dari sebuah sketsa.

Lalu bagaimana menurut anda. Merasa berdosa, atau malah menikmati? Karena beberapa orang bilang, hal ini seperti mengkhianati pasangan.